Terletak di
daerah yang sekarang dikenal dengan nama Aceh Besar. Disini pula terletak ibu
kotanya. Kurang begitu diketahui kapan kerajaan ini muncul atau berdiri. Anas
Machmud berpendapat, kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-15 M, diatas puing-puing
kerajaan Lamuri, oleh Muzaffar Syah (1465-1497). Dialah yang membangun kota
Aceh Darussalam. Menurutnya pada masa pemerintahannya, Aceh Darussalam mulai
mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan karena saudagar-saudagar Muslim
yang sebelumya berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatan mereka ke Aceh,
setelah Malaka dikuasai Portugis pada tahun 1511 M. sebagai akibat penaklukan
Malaka Utara melalaui selat Karimata dari Portugis itu, jalan dagang yang
sebelumaya dari laut Jawa ke Sunda dan menyusur pantai Barat Sumatera, kemudian
ke Aceh. Dengan demikian Aceh ramai dikunjungi saudagar dari berbagai negeri.
Peninggalan Kerajaan Aceh
1. Taman Sari Gunongan
|
|
Taman Sari Gunongan merupakan salah satu peninngalan Kerajaan
Aceh, setelah keraton (dalam) tidak terselamatkan karena Belanda menyerbu Aceh.
Gunongan dibangun pada masa Pemerintahan Sultan Iskandar Muda yamg memerintah
tahun 1607-1636. Sultan Iskandar Muda berhasil menaklukkan Kerajaan Johor dan
Kerajaan Pahang di Semenanjung Malaka. Putri boyongan dari Pahang yang sangat
cantik parasnya dan halus budi bahasanya membuat Sultan Iskandar Muda jatuh
cinta dan menjadikannya sebagai permaisuri. Demi cintannya yang sangat besar,
Sultan Iskandar Muda bersedia memenuhi permintaan permaisurinya untuk membangun
sebuah taman sari yang sangat indah, lengkap dengan Gunongan sebagai tempat
untuk menghibur diri agar kerinduan sang permaisuri pada suasana pegunungan di
tempat asalnya terpenuhi.
2. Masjid Tua Indrapuri
Mesjid Indrapuri adalah bangunan tua berbentuk segi empat sama
sisi. Bentuknya khas, mirip candi, karena di masa silam bangunan tersebut bekas
benteng sekaligus candi kerajaan hindu yang lebih dahulu berkuasa di Aceh.
Diperkirakan pada tahun 1.300 Masehi, pengaruh Islam di Aceh mulai menyebar,
dan perlahan penduduk sekitar sudah mengenal Islam, akhirnya bangunan yang
dulunya candi berubah fungsi menjadi mesjid. Dan sejarah juga mengatakan
bangunan bekas candi tersebut dirubah menjadi mesjid di masa Sultan Iskandar
Muda berkuasa dari tahun 1607-1637 Masehi. (http://atjehlink.com/)
3. Benteng Indrapatra
|
|
Setelah Hindu, muncul kerajaan Islam yang pada masa keemasan
dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Pada masa ini, benteng tetap digunakan
sebagai basis pertahanan melawan Portugis. Sultan Iskandar Muda menugaskan
Laksamana Malahayati seorang laksamana perempuan pertama di dunia untuk
memimpin pasukan di wilayah basis pertahanan ini. Benteng ini merupakan benteng
yang dibangun oleh kerajaan Lamuri, kerajaan Hindu pertama di Aceh. Walaupun
akhirnya Islam mendominasi di Aceh, tetapi Sultan dan Ratu yang memimpin Aceh
tidak pernah menghancurkan jejak peninggalan nenek moyangnya. (http://travel.detik.com/)
4. Pinto Khop
|
|
Pinto Khop terletak di Kelurahan Sukaramai, Kecamatan Baiturahman,
Kota Banda Aceh. Pinto Khop merupakan sejarah Aceh tempo dulu. Pinto Khop di
bangun pada masa pemerintahan sultan iskandar muda. Pinto Khop merupakan pintu
penghubung antara istana dan taman putroe phang.Pinto khop ini merupakan pintu
gerbang berbentuk kubah.Pinto khop ini juga merupakan tempat beristirahat putri
pahang setelah lelah berenang, letaknya tidak jauh dari gunongan.Di sanalah
dayang-dayang membasuh rambut sang permaisuri,di sana juga terdapat kolam untuk
sang permaisuri mandi bunga. (http://acehindah.blogspot.com)
5. Meriam Kesultanan Aceh
Pada masa Sultan Selim II dari Turki Utsmani, dikirimkan beberapa
teknisi dan pembuat senjata dari Turki ke Aceh. Selanjutnya Aceh kemudian
menyerap kemampuan ini dan mampu memproduksi meriam sendiri dari kuningan
dimana meriam ini digunakan untuk mempertahankan acwh dari penjajah.
6. Hikayat Prang Sabi
Hikayat Prang Sabi merupakan suatu karya sastra dalam sastra Aceh
yang berbentuk hikayat yang isinya membicarakan tentang jihad. ditulis oleh
para ulama yang berisi nasihat, ajakan dan seruan untuk terjun ke medan jihaad
fii sabilillaah, menegakkan agama Allah dari rongrongan kafir dan meraih
imbalan pahala yang besar. Bisa jadi hikayat inilah yang membangkitkan semangat
juang rakyat aceh dahulu dalam mengusir penjajah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar